News Letter

Backdrop Aceh

Berani Mengatakan Kebenaran: Ujian Kepemimpinan Prabowo Dalam Polemik Ijazah

Dalam setiap tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokrasi, pemimpin memegang peranan penting dalam menjaga kepercayaan publik, stabilitas negara, dan arah masa depan bangsa. Salah satu nilai fundamental yang harus dimiliki oleh setiap pemimpin adalah keberanian untuk mengatakan kebenaran, sekalipun kebenaran itu pahit dan tidak populer. Kejujuran bukan hanya merupakan nilai moral, tetapi juga pondasi utama dalam membangun pemerintahan yang adil, transparan, dan dipercaya rakyat. Dalam konteks Indonesia saat ini, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, semangat menegakkan kebenaran dan keadilan sedang menghadapi ujian serius, salah satunya terkait isu ijazah Presiden sebelumnya, Joko Widodo (Jokowi). Sejak beberapa bulan terakhir di tahun 2025, Polemik soal keaslian ijazah Jokowi belum menemukan titik terang. Polemik ijazah Jokowi di gugat oleh empat orang yang vokal menggugat keaslian ijazah Jokowi. Empat terlapor tersebut adalah Roy Suryo, Rismon Sianipar, Rizal Fadillah, dan dokter Tifauzia (CNN Indonesia, 2025).

Menanti Titik Terang Kebenaran

Sampai saat ini, polemik tersebut telah lama menjadi sorotan publik, baik di media sosial maupun dalam diskusi-diskusi masyarakat secara langsung. Jokowi menyatakan bahwa ia adalah lulusan Universitas Gadjah Mada (UGM) angkatan 1980 dan lulus tahun 1985 serta sudah dikonfimasi oleh pihak UGM (Grehenson, 2025). Jokowi juga menegaskan melalui kuasa hukumnya Firmanto dan Yakub Hasibuan bahwa Jokowi memiliki ijazah dari kampus tersebut (BBC News, 2025). Namun sebagian masyarakat merasa ada kejanggalan dan mendesak agar Presiden Jokowi menunjukkan ijazah aslinya kepada publik. Alih-alih merespons permintaan tersebut secara terbuka, Jokowi memilih untuk tidak menampilkan ijazahnya, dengan alasan bahwa beban pembuktian berada di pihak yang menuduh. Sikap ini memunculkan perdebatan yang tidak kunjung selesai, bahkan memicu polarisasi opini publik.

Islam dan Kejujuran

Dalam Islam, kejujuran merupakan prinsip yang sangat dijunjung tinggi. Rasulullah Muhammad SAW dikenal sebagai Al-Amin (yang terpercaya) karena kejujurannya yang konsisten, bahkan sebelum diangkat menjadi nabi. Seorang pemimpin dalam Islam dituntut untuk adil, jujur, dan berani mengungkapkan kebenaran dalam segala situasi. Ketika kejujuran dikesampingkan demi kepentingan kekuasaan, maka kerusakan sosial dan ketidakpercayaan publik akan menjadi konsekuensi yang tak terhindarkan. Sayangnya, banyak elite politik di Indonesia yang terjebak dalam budaya pragmatisme kekuasaan, di mana segala cara dianggap sah asal bisa meraih jabatan. Ini adalah bentuk degradasi moral yang sangat membahayakan integritas demokrasi dan hukum.

Penantian Sebuah Harapan

Kini, di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo, bangsa Indonesia menaruh harapan agar nilai-nilai keadilan dan kebenaran kembali ditegakkan. Isu ijazah ini tidak boleh terus berlarut-larut tanpa kejelasan. Presiden Prabowo sudah memberikan komentar terkait polemik ijazah Jokowi ketika memberikan pengantar dalam siding paripurna kabinet dikantor kepresidenan (Setuningsih, 2025). Namun respon probowo tidak jelas, tegas dan terkesan menganggap angin lalu. Disamping itu, polisi dan aparat hukum sebagai instrumen penegak keadilan, harus menunjukkan integritasnya dalam menangani kasus ini secara transparan dan objektif. Jika terbukti bahwa Jokowi memalsukan ijazah, maka hukum harus ditegakkan tanpa pandang bulu. Sebaliknya, jika tuduhan tersebut terbukti fitnah, maka pihak penuduh harus dikenai sanksi yang setimpal. Inilah esensi dari keadilan dimana keadilan memberikan hak kepada yang berhak dan menghukum siapa pun yang bersalah tanpa diskriminasi.

Ujian Pemimpin

Penegakan hukum yang adil akan menjadi cermin dari kualitas kepemimpinan Prabowo. Ia harus mampu menunjukkan serta membuktikan kepada publik bahwa hukum di Indonesia tidak hanya tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Prabowo tidak hanya diuji dari segi kebijakan ekonomi, pertahanan, atau diplomasi luar negeri, tetapi juga diuji dari kemampuannya menjaga moralitas dan kepercayaan masyarakat terhadap negara. Bila keadilan gagal ditegakkan dalam kasus yang menyentuh simbol-simbol kekuasaan, maka publik akan kehilangan harapan dan rasa keadilan. Dalam kondisi seperti ini, potensi munculnya keresahan sosial, bahkan bentuk perlawanan rakyat seperti people power, bisa saja menjadi kenyataan.

Oleh karena itu, komitmen terhadap kebenaran bukanlah sesuatu yang bisa dinegosiasikan. Seorang pemimpin sejati adalah mereka yang memiliki keberanian moral untuk berdiri di atas kebenaran, walaupun itu bertentangan dengan kepentingan politik jangka pendek. Prabowo, sebagai presiden, harus memberikan contoh bahwa ia tidak akan melindungi siapapun dari hukum, termasuk tokoh-tokoh besar sekalipun. Ia harus mengembalikan kepercayaan rakyat terhadap sistem hukum dan pemerintahan yang selama ini dianggap lemah, tidak adil, dan penuh kepura-puraan.

Keberanian untuk mengatakan yang benar adalah benar, dan yang salah adalah salah, merupakan fondasi dari negara hukum yang sehat dan sejalan dengan nilai keagamaan serta kemanusiaan. Keadilan tidak akan pernah hadir bila pemimpin dan aparat hukum tidak memiliki integritas dan keberanian moral. Semoga di bawah pemerintahan Prabowo, Indonesia benar-benar melakukan revolusi negara yang menjunjung tinggi kebenaran, dan pemimpin yang berani membela keadilan, bukan hanya dalam pidato, tetapi dalam tindakan nyata. Akankah? Wallahu A’lam.

Referensi

Grehenson, G. (2025, April 15). Universitas Gadjah Mada. Retrieved from Joko Widodo Alumnus UGM: https://ugm.ac.id/id/berita/joko-widodo-alumnus-ugm/

Indonesia, CNN. (2025, April 30). Roy Suryo Buka Suara soal Dilaporkan Jokowi dan Relawan ke Polisi. Retrieved from CNN Indonesia: https://www.cnnindonesia.com/nasional/20250430183458-12-1224443/roy-suryo-buka-suara-soal-dilaporkan-jokowi-dan-relawan-ke-polisi

Indonesia, BBC. (2025, April 19). Jokowi diperiksa di Polresta Solo, ‘bawa ijazah SD sampai kuliah’ – Apa perkembangan terbaru polemik keaslian ijazahnya? Retrieved from BBC News Indonesia: https://www.bbc.com/indonesia/articles/cvgnwpwzn10o

Setuningsih, N. (2025, Mei 08). Prabowo Merespons soal Polemik Ijazah Jokowi dan Bantah “Presiden Boneka” Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul “Prabowo Merespons soal Polemik Ijazah Jokowi dan Bantah “Presiden Boneka””, Klik untuk baca: https://nasional.kompas.com/read/2. Retrieved from Kompas: https://nasional.kompas.com/read/2025/05/08/14330091/prabowo-merespons-soal-polemik-ijazah-jokowi-dan-bantah-presiden-boneka-?page=all

Facebook
Twitter
LinkedIn
0 Comments
Oldest
Newest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments

OFFICE

Faculty of Psychology and Socio-Cultural Sciences UII Kaliurang St Km. 14,5, Krawitan, Umbulmartani, Ngemplak, Sleman Regency, Special Region of Yogyakarta 55584

FOLLOW OUR ACTIVITY

Hak Cipta 2024 | Institute for Global and Strategic Studies (IGSS)